Sabtu, 26 November 2011

BAB 11 MANAJEMEN SUMBER INFORMASI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Selama bertahun-tahun aktivitas komputer perusahaan merupakan operasi kamar rahasia, tersembunyi dari penglihatan orang lain dan hanya digunakan oleh spesialis informasi perusahaan. Revolusi mikrokomputer telah menyebabkan terjadinya perubahan yaitu hardware komputer tidak lagi ditempatkan diruang tersembunyi namun ia didistribusikan keseluruh organisasi

Selain distribusi hardware secara fisik pemahaman mengenai informasi dan komputer juga telah tersebar luaskan sekarang dapat dijumpai disemua tingkat organisasi  

BAB II
MANAJEMEN SUMBER INFORMASI 

Informasi merupakan salah satu sumber utama dari perusahaan & dapat dikelola seperti halnya sumber lain.
IRM (Information Resource Management) merupakan metodologi siklus hidup yang digunakan untuk menciptakan sistem yang menghasilkan informasi yang berkualitas.
 
Definisi
IRM adalah konsep manajemen sumber informasi yang mengenal informasi sebagai sumber organisasional utama yang harus dikelola dengan tingkat kepentingan yang sama seperti sumber organisasional dominan lain seperti orang, keuangan, peralatan & manajemen.
 
Tipe-tipe dari sumber informasi :
Informasi umum, informasi dari para spesialis, para pemakai, fasilitas-fasilitas, database, software, hardware.
 
Informasi sebagai sumber strategis
Informasi merupakan salah satu sumber yang dapat menghasilkan keuntungan kompetitif.
Caranya : Dengan memfokuskan pada pelanggan & membangun sistem informasi yang bisa meningkatkan arus informasi antara perusahaan dan elemen lingkungannya.

Arus Informasi antara perusahaan dan pelanggan :
- Informasi yang menerangkan kebutuhan produk
- Informasi yang menerangkan penggunaan produk
- Informasi yang menerangkan kepuasan produk

Keuntungan kompetitif dicapai apabila :
Terjalinnya hubungan yang baik antara elemen-elemen Diperlukan arus informasi dengan semua elemen-elemen lingkungannya Pentingnya efisiensi operasi internal

IOS (Interorganizational Information System)
IOS merupakan sistem informasi yang digunakan oleh lebih dari satu perusahaan IOS fasilitator bertugas : menunjukkan para peserta bahwa dengan bekerja dalam sistem tsb mereka akan memperoleh keuntungan kompetitif. Manajemen dan Sistem Informasi Manajemen 1

CIO (Chief Information Officer)
Kepala bagian Informasi turut berperan dalam pembuatan keputusan penting dalam perusahaan & memberi laporan langsung ke eksekutif. Sebutan lain dari CIO : Direktur SIM, Vice President SIM

Tugas CIO :
- Mempelajari bisnis & teknologinya
- Menjalin kemitraan dengan unit bisnis & manajemen
- Fokus memperbaiki proses bisnis dasar
- Memperkirakan biaya sistem informasi dalam bisnis
- Membangun kredibilitas dengan mengirim service yang terpecaya.

SPIR ( Strategic Planning for Information Resources)
Perencanaan strategic merupakan perencanaan yang paling memerlukan perhatian. Karena memerlukan perkiraan yang matang untuk dapat mencapai tujuan organisasi pada masa sekarang dan akan datang.
Gagasan utama dari SPIR adalah adanya hubungan antara tujuan perusahaan secara keseluruhan dengan sumber-sumber informasi. Sumber-sumber informasi harus digunakan untuk pencapaian tujuan. Perencanaan yang digunakan Top Down :
Langkah pertama adalah menentukan tujuan organisasi kemudian direncanakan aktifitas setiap unit perusahaan.
 
Pendekatan-pendekatan Top Down :

1. BSP IBM (Business System Planning)
Pendekatan studi total Setiap manajer diinterview untuk menentukan kebutuhan informasi, kemudian
sistem diimplementasikan sesuai dengan kebutuhan informasi.

2. CSF (Critical Success Factor)
Perencanaan sumber informasi dengan mengidentifikasi kunci keberhasilan yang nenentukan keberhasilan dan kegagalan
 
3. Transformasi susunan strategis
Misi, Tujuan, strategi dari perusahaan merupakan dasar tujuan, batasan, strategi perencanaan sistem.
Proses pentransformasian dari susunan strategi organisasi menjadi susunan strategi SIM dinamakan proses perencanaan strategi SIM
 
Usaha-usaha yang diperlukan untuk mencapai IRM yang sukses adalah :
  • Perusahaan berusaha untuk menggunakan informasi untuk mencapai keuntungan kompetitif. 
  • Para eksekutif harus menyadari bahwa pelayanan informasi sebagai area fungsional. 
  • Para eksekutif harus mengakui keberadaan CIO 
  • Para eksekutif harus memasukkan sumber-sumber informasi dalam perencanaan strategi.
  • Adanya perencanaan strategi formal untuk sumber-sumber informasi 
  • Perencanaan strategis juga mengatur pemakai komputer.

BAB III
KESIMPULAN

Manajemen Sumber Informasi (Information Resource Management) sangat diperlukan untuk menampung semua informasi yang dapat membantu untuk tercapainya tujuan dari perusahaan atau organisasi
Manfaatkan sebaik-baiknya Manajemen Sumber Informasi (Information Resource Management) untuk mencapai suatu tujuan.

SUMBER
 http://derrydianova.wordpress.com/2010/12/23/manajemen-sumber-irm/
viyan.staff.gunadarma.ac.id/.../12_Manajemen+Sumber+Informasi.p...

BAB 10 SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam beberapa hal, informasi ini tidak memadai untuk membuat keputusan tertentu yang digunakan untuk memecahkan masalah tertentu pula. konsep DSS dibuat untuk mengatasi kebutuhan ini. Kita akan menambah pemahaman kita mengenai cara manajer menerima informasi dari DSS, dengan cara mengetahui peranan laporan dan pemodelan matematis dalam pemecahan masalah. Kemudian akan dijelaskan pembuatan laporan secara fisik dan bagaimana ia dapat ditingkatkan, juga diberikan perhatian yang sama kepada model matematis dengan menjelaskan berbagai jenisnya, mendefinisikan terminologinya, memberikan contoh dan mengemukakan kelebihan dan kelemahannya

BAB II
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN

Sistem Komputer yang interaktif yang membantu pembuatan keputusan dalam menggunakan dan memanfaatkan data dan model untuk memecahkan masalah yang tidak terstruktur.

1.1 Pembuatan Keputusan

Dalam pembuatan keputusan ada dua orang yang mengartikan artian pembuatan Keputusan yaitu Simon dan Mintzberg 
 
1. Keputusan menurut Simon
Dalam bukunya terbitan Tahun 1977, simon menguraikan istilah keputusan menjadi Keputusan terprogram dan Keputusan tak terprogram Keputusan terprogram yaitu bersifat berulang-ulang dan rutin. pada suatu tingkat tertentu dan prosedur telah ditetapkan untuk menanganinya sehingga ia dianggap suatu denovo (yang baru) setiap kali terjadi.

Keputusan tak terprogram yaitu bersifat baru, tidak terstruktur, dan biasanya tidak urut. Ia juga menjelaskan bahwa dua jenis keputusan tersebut hanyalah kesatuan ujung yang terangkai secara hitam putih, sifatnya begitu kelabu atau tak jelas, namun demikian konsep keputusan terprogram dan tak terprogram sangatlah penting, karena masing-masing memerlukan teknik yang berbeda.

Kontribusi Simon yang lain adalah penjelasan mengenai empat fase yang harus di jalani oleh Manajer dalam menyelesaikan masalah, fase tersebut adalah :
- Aktivitas intelegensi, yaitu mencari kondisi dalam lingkungan yang memerlukan pemecahan
- Aktivitas disain, yaitu menemukan, mengembangkan, dan menganalisis kemungkinan tindakan yang akan  dilakukan.
- Aktivitas pemilihan, yaitu menentukan cara tindakan cara tertentu dari beberapa cara yang sudah ada.
- Aktivitas peninjauan kembali, yaitu memberikan penilaian terhadap pilihan yang telah dilakukan.

2. Keputusan menurut Mintzberg
Mintzberg terkenal dengan teorinya mengenai peranan manajerial, teori ini mengemukakan sepuluh peranan manajerial yang terbagi dalam tiga kategori, yaitu
- interpersonal, informasional, desisional.
Peranan informasonal mengemukakan bahwa manajer mengumpulkan dan menyebarkan informasi, dan peranan desisional mengemukakan bahwa manajer menggunakan informasi dalam pembuatan berbagai jenis keputusan. Ada empat peranan desisional menurut mintzberg :

a. Pengusaha, ketika manajer berperan sebagai pengusaha (entrepreneur) maka peningkatan hal ini yang bersifat permanent diabadikan sebagai organisasi.
b. Orang yang menangani gangguan, ketika menajer berperan sebagai orang yang menangani gangguan (disturbace handler), maka ia akan memecahkan masalah yang belum di antisipasi. Ia membuat keputusan untuk merespon gangguan yang timbul seperti perubahan ekonomi, ancaman dari pesaing, dan adanya peraturan pajak baru.
c. Pengalokasi sumber, dengan peranan sebagai pengalokasi sumber (resorce alocator), manajer diharapkan mampu menentukan pembagian sumber organisasi kepada berbagai unit yang ada misalnya pembuatan keputusan untuk menetapkan anggaran operasi tahunan. 
d. Negosiator, dalm peran sebagai negosiator (negotiator), manajer mengatasi perselisihan yang muncul dalam perusahaan dan perselisihan yang terjadi antara perusahaan dan lingkungannya. Contohnya melakukan negosiasi kontrak baru dengan serikat pekerja.

1.2 DSS (Decision Suport system)

Pengembanag DSS berawal pada akhir tahun 1960-an dengan adanya pengguna computer secara time-sharing (berdasarkan pembagian waktu). Pada mulanya seseorang dapat berinteraksi langsung dengan computer tanpa harus melalui spesialis informasi. Timesharing membuka peluang baru dalam penggunaan computer.
Tidak sampai tahun 1971, ditemukan istilah DSS, G Anthony Gorry dan Michael S. Scott Morton yang keduanya frofesor MIT, bersama-sama menulis artikel dalam jurnal yang berjudul “A Framework for Management Information System” mereka merasakan perlunya ada kerangka untuk menyalurkan aplikasi computer terhadap pembuatan keputusan manajemen. Gorry dan Scott Morton mendasarkan kerangka kerjanya pada jenis keputusan menurut Simon dan tingkat manajemen dari Robert N. Anthony. Anthony menggunakan istilah Strategic palnning, managemen control dan operational control (perencanaan strategis, control manajemen, dan control manajemen).

1.3 Jenis DSS

Usaha berikutnya dalam mendefinisikan konsep DSS dilakuikan oleh Steven L. Alter. Alter melakukan study terhadap 56 sistem penunjang keputusan yang digunakan pada waktu itu, study tersebut memberikan pengetahuan dalam mengidentifikasi enam jenis DSS, yaitu :
1. Retrive information element (memanggil eleman informasi)
2. Analyze entries fles (menganali semua file)
3. Prepare reports form multiple files (laporan standart dari beberapa files)
4. Estimate decisions qonsquences (meramalkan akibat dari keputusan)
5. Propose decision (menawarkan keputusan )
6. Make decisions (membuat keputusan)

1.4 Tujuan DSS

Dalam DDS terdapat tiga tujuan yang harus di capai yaitu :
_ Membantu manajer dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur
_ Mendukung keputusan manajer, dan bukannya mengubah atau mengganti keputusan tersebut
_ Meningkatkan efektivitas menajer dalam pembuatan keputusan, dan bukannya peningkatan efisiensi 

Tujuan ini berkaitan dengan tiga prinsip dasar dari konsep DSS, yaitu struktur masalah, dukungan keputusan, dan efektivitas keputusan.
 
1.5 Arti DSS

DSS sebagai sebuah system yang memberikan dukungan kepada seorang manajer, atau kepada sekelompok manajer yang relative kecil yang bekerja sebagai team pemecah masalah, dalam memecahkan masalah semi terstrukitur dengan memberikan informasi atau saran mengenai keputusan tertentu. Informasi tersebut diberikan oleh laporan berkala, laporan khusus, maupun output dari model matematis. Model tersebut juga mempunyai kemampuan untuk memberikan saran dalam tingkat yang bervariasi

1.6 Cara Penggunaan Informasi Dari DSS

Pada dasarnya dua pengguna informasi dari DSS oleh manajer, yaitu untuk mendefinisikan masalah dan memecahkan masalah tersebut. Pendefinisian masalah adalah usaha definisi dari pendekatan system. Ia juga berkaitan dengan fase intelegensi yang di kemukakan oleh simon. Selanjutnya manjer menggunakan informasi untuk memecahkan masalah yang telah diidentifikasi. Hal ini merupakan usaha pemecahan menurut poendekatan sistim dan berkaitan denga fase disain dan pemilihan. Pada umumnya, laporan berkala dan khusus digunakan terutama dalam usaha definisi, dan simulasi dalam usaha pemecahan Laporan berkala dapat di rancang untuk menidentifikasi masalah atau masalah yang kemungkinan besar akan muncul, manjer juga melakukan query terhadap database untuk menemukan masalah atau mempelajari lebih jauh lagi mengenai masalah yang telah diidentifikasi. Simulasi dapat juga membuka masalah yang tersembunyi, karna kelemahan cenderung akan kelihatan menonjol ketika operasi perusahaan diubah secara matematis. Laporan berkala dan khusus dapat juga membantu manajer untuk memecahkan masalah dengan cara mengidentifikasi keputusan alternative, mengevaluasi dan memilih alternative tersebut, dan memberikan informasi lanjutan.

1.7 Laporan

1. Laporan berkala dan khusus
Laporan berkala atau periodic report yaitu laporan yang dibuat menurut jadwal tertentu contohnya adalah analis penjualan terhadap pelanggan perbulan dan laporan khusus atau special report yaitu laporan yang di buat ketika laporan dibuat ketika sesuatu yang tidak seperti biasanya terjadi contohnya laporan mengenai kecelakaan. Dalam penggunaannya laporan berkala dan khusus bersifat lengkap atau ringkas.

2. laporan lengkap dan ringkas
laporan lengakap atau detail report yaitu laporan yang memberikan spesifikasi mengenai setiap tindakan atau transaksi dan baris yang mewakili tindakan atau transaksi disebut baris lengkap atau detail line sedangkan laporan ringkas atau summary report yaitu laporan yang menyertakan baris yang mewakili beberapa tindakan atau transaksi. Baris laporan biasanya di cetak dalam beberapa ururtan tertentu, filed yang berada dalam record data, yang disebut key filed atau control filed digunakan untuk mengurutkan record sebelum laporan tersebut dicetak. Yang paling sering digunakan ialah Ascending sequence (urutan naik) disini nilai filed control terendah (no pelanggan 0001 atau nama Aardbverk) didaftar pertama kali, dan
nilai tertinggi (no 9999 atau zikmund) di daftar paling akhir.

1.8 Penggabungan Manajemen Dengan Pengecualian Kedalam Laporan

Kegunaan laporan sebagai alat pemecah masalah dapat ditingkatkan dengan menggabungkan manajemen dan pengecualian. Hal ini dapat dilakukan dengan empat cara :
  • Menggunakan urutan laporan untuk menyorot pengecualian
  • Membuat laporan hanya jika terjadi pengecualian
  • Mengelompokan pengecualian bersama
  • Menunjukan varian dari norma
1.8 Pemodelan Matematis
Model adalah abstrak dari sesuatu; ia mewakili beberapa fenomena, yaitu objek dan aktivitas. Fenomena itu disebut entity. Contohnya jika sebuah model mewakili perusahaan maka perusahaan itu disebut entity-nya.
  • Model Ststis dan Dinamis
Model ststis ialah model yang tidak memasukkan waktu sebagai variabelnya. Ia berkaitan dengan situasi pada pada suatu saat tertentu sedangkan model dinamis ialah model yang memasukan waktu sebagai variabel, model ini mewakili tingkah laku entity sepanjang waktu.
  • Model Probabilitik dan Deterministik
Model pobabilitas adalah model tentang adanya peluang akan terjadi sesuatu. Pobabilitas mempunyai jangkauan 0,00 (untuk sesuatu yang tidak punya peluang) dan 1,00 (untuk sesuatu yang nyata-nyata terjadi) sedangkan model deterministic ialah kebalikan dari model pobabilitas
  • Model Optimisasi dan Suboptimisasi
Model optimisasi adalah model yang menentukan pemecahan terbaik diantara altermatif yang ada. Agar supaya model tersebut dapat melakukan hal ini, masalah harus terstruktur dengan baik. Sedangkan model suboptimisasi yang seringkali disebut satisficing model ialah model yang memungkinkan manajer untuk melakukan serangkaian keputusan, dan model tersebut akan memproyeksikan penyelesaian. Model ini tidak mengidentifikasikan keputusan yang akan mennghasilkan penyelesaian yang terbaik, namun menyerahkan
tugas tersebut kepada manajer.

1.9 Keuntungan Dan Kerugian Pemodelan

Manajer yang menggunakan model matematis dapat memperoleh keuntungan sebagai berikut :
  • Proses pemodelan menjadi pengalaman belajar
  • Kecepatan simulasi memberikan kemampuan bagi kita untuk mengevaluasi dampak keputusan dalam jangka waktu yang singkat.
  • Model memberikan daya peramalan
  • Model membutuhkan biyaya yang lebih murah daripada metode trial-and-error. Sedangkan kerugian model adalah sebagai berikut:
  • Sulitnya pemodelan system bisnis dan akan menghasilkan model yang tidak dapat menangkap semua pengaruh pada entity.
  • Dibutuhkan keterampilan matematika yang tinggi untuk menggembangkan model yang lebih kompleks secara pribadi
1.10 Grafik Komputer
Setiap manjer pada umumnya harus mempunyai kemampuan membuat grafik. Namun demikian, pada kenyatannya, riset menyatakan bahwa penggunan grafik ternyata tidak selalu lebih baik dari pada pengguna table. Grafik nampaknya lebih baik dalam situasi tertentu, seperti :
_ Mencari ringkasan data yang cepat
_ Mendeteksi trand masa lalu
_ Membandingkan point dan pola variable yang berbeda
_ Meramal aktivitas masa mendatang
_ Mencari kesan yang relative sederhan adari sejumlah besar informasi yang ada

1.11 Bahasa Generasi Keempat
Sofware dimasukan kedalam perpustakaan software DSS untuk menghasilkan tigajenis output. Pada mulanya, satu-satunya cara ialah dengan mengkode program dengan bahasa pemograman. Dengan munculnya trend end-user computing, maka lahirlah bahasa yang baru yang dinamakan fourth-generatioan language (bahasa generasi keempat) atau 4GL

1. Bahasa Pemodelan
Bahasa pemodelan atau maodeling language dibuat untuk membuat tugas pembentukan
model menjadi lebih mudah dari pada menggunakan bahasa berorientasi salah satu
bahasa pemodelan yang pertama adalah GPSS (General Purpose simulation system) yang
dikembangkan IBM pada awal tahun 1960-an

2. Bahasa Tingkat Sangat Tinggi
Very high level language atau bahasa tingkat sangat tinggi biasanya digunakan untuk
menjelaskan bahasa pemograman, seperti APL, yang menawarkan kesingkatan dan daya
di atas dan melebihi apa yang bisa dilakukan oleh bahasa konversional.

3. Generator aplikasi
Application generator atau generator aplikasi menghasilkan program aplikasi seperti
inventarisasi dan penggajian tanpa pemograman

4. Penulisan Laporan
Report writer atau penulisan laporan dirancang secara khusus untuk membuat laporan

5. Generator Grafik
Graph generator atau generator grafik yang juga disebut graphics package digunakan
untuk menampilkan atau mencetak data dalam berbagai macam bentuk grafik.

6. Bahasa Query Database
bahasa yang memungkinkan kita untuk menampilkan data dari berbagai table dari
beberapa bentuk Kriteria.

1.12 Sistem Penunjang Keputusan Kelompok
System penunjang keputusan kelompok atau group decision support system (GDSS) ialah kombinasi dari Komputer, komunikasi, dan teknologi keputusan dan yang digunakan untuk menemukan, merumuskan, dan memecahkan masalah dalam pertemuan kelompok. Tujuan GDSS adalah untuk pertukaran ide, opini, dan preferensi dalam kelompok.

BAB III
KESIMPULAN

DSS mendukung atau memberi bantuan kepada manajer selagi ia memecahkan masalah semi terstruktur. Penekanan DSS ini adalah pada efektivitas keputusan dan bukan pada efisiensi proses pembuatan keputusan. 

DSS tidak perlu bersifat interaktif walaupun ia digunakan oleh banyak pemakai, manajer juga tidak perlu mengoperasikan peralatan tersebut sendiri, seorang perantara atau intermediary bisa menjalankan tugas tersebut.

SUMBER :
staff.uny.ac.id/system/files/pengabdian/abdurrohman-drs.../spk3.pdf
juwita.staff.gunadarma.ac.id/.../Sistem+Penunjang+Keputusan.doc
Buku Sistem Informasi Manajemen (gunadarma)